Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya
Aku yang dahulu bukanlah Aku yang sekarang
Aku yang seambisius dahulu bukanlah Aku yang setenang sekarang
Aku yang segarang dahulu bukanlah Aku yang sebijak sekarang
Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya
Jika dahulu adalah ombak yang bergelombang
Kini Elang yang bebas terbang mengudara
Jika dahulu adalah angin yang berputar sangat kencang
Kini Air yang tenang tapi diam menghanyutkan segala
Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya
Mungkin kau bisa bertanya, ”Dimana Ridwan saat aksi berlangsung?”
Mungkin kau bisa bertanya, ”Dimana Ridwan saat perdebatan panas terjadi?”
Namun kini Aku bisa jawab dengan nada yang sangat halus namun dalam,
”Aku tetap di sini bersama kalian. Melihat kalian tumbuh menjadi dewasa”
”Aku tetap di sini bersama kalian. Mendukung kalian dengan cara yang berbeda”
”Aku tetap di sini bersama kalian. Memperjuangkan idealisme dengan kekuatan yang ada”.
Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya
Memandang lebih jauh, lebih dalam, dan lebih bijaksana
Melihat sesuatu dari banyak perspektif.
Tidak tersekat oleh satu sekatan.
Tidak terjebak oleh suatu jebakan.
Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya.
Sayang, hidup ini hanya satu kali
Mari nikmati satu kopi dengan rasa yang sungguh pahit
Sayang, hidup ini hanya satu kali
Mari nikmati sinar mentari pagi untuk menenangkan hati
Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya
bisa jadi tulisan ini sekedar sampah
Tapi sampah lebih baik dibuang keluar
Bukan sekedar memenuhi ruang-ruang otak
Dan membusuk menjadi suatu penyakit
Dan Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya
29 Januari 2010
03:15 am
-di kamar asrama yang sangat tenang-