Aku Dapati Dunia Dengan Segala Perbedaannya

Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya

Aku yang dahulu bukanlah Aku yang sekarang
Aku yang seambisius dahulu bukanlah Aku yang setenang sekarang
Aku yang segarang dahulu bukanlah Aku yang sebijak sekarang

Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya

Jika dahulu adalah ombak yang bergelombang
Kini Elang yang bebas terbang mengudara
Jika dahulu adalah angin yang berputar sangat kencang
Kini Air yang tenang tapi diam menghanyutkan segala

Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya

Mungkin kau bisa bertanya, ”Dimana Ridwan saat aksi berlangsung?”
Mungkin kau bisa bertanya, ”Dimana Ridwan saat perdebatan panas terjadi?”
Namun kini Aku bisa jawab dengan nada yang sangat halus namun dalam,
”Aku tetap di sini bersama kalian. Melihat kalian tumbuh menjadi dewasa”
”Aku tetap di sini bersama kalian. Mendukung kalian dengan cara yang berbeda”
”Aku tetap di sini bersama kalian. Memperjuangkan idealisme dengan kekuatan yang ada”.

Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya

Memandang lebih jauh, lebih dalam, dan lebih bijaksana
Melihat sesuatu dari banyak perspektif.
Tidak tersekat oleh satu sekatan.
Tidak terjebak oleh suatu jebakan.

Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya.

Sayang, hidup ini hanya satu kali
Mari nikmati satu kopi dengan rasa yang sungguh pahit
Sayang, hidup ini hanya satu kali
Mari nikmati sinar mentari pagi untuk menenangkan hati

Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya

bisa jadi tulisan ini sekedar sampah
Tapi sampah lebih baik dibuang keluar
Bukan sekedar memenuhi ruang-ruang otak
Dan membusuk menjadi suatu penyakit

Dan Aku dapati dunia dengan segala perbedaannya

29 Januari 2010
03:15 am
-di kamar asrama yang sangat tenang-

Ketika Amanah Baru Itu Hadir..

Ketika Amanah Baru itu Hadir….

Menyapa ku di setiap malam-malamku
Duduk dan berbincang melalui bunga tidur
Membuat ku terjaga dan penuh dengan peluh

Ketika Amanah Baru itu Hadir….

Bukan popularitas yang ku cari
Apalagi nama yang ingin ku dapati
Tidak. Karena itu hanya merusak harga diri

Ketika Amanah Baru itu Hadir

Akan ku patri dalam hati
sebagai komitmen untuk tetap belajar dan berkontribusi
Untuk Agama, Bangsa, dan Negeri yang ku cintai

Ketika Amanah Baru itu Hadir

Berdecak hebat pikiran dalam jiwa
”Apakah bisa Aku tegak berdiri di atas dermaga?”
”Apakah bisa Aku terbang mengangkasa?”
”Apakah bisa Aku yang lemah menyelesaikan segala asa?’

Ketika Amanah Baru itu Hadir

Aku tahu ada kau di sana
Ada Aku, Kamu, dan juga mereka
Yang siap membantu dan turut serta
Untuk kejayaan negeri tercinta

Ketika Amanah Baru itu Hadir

Mari buang segala sekat dan ego yang tercipta
Lesatkan kembali mimpi yang tertunda
Untuk bersama membangun Indonesia
Dari hal yang sederhana, tak terkira, dan penuh cita-cita

Teruntuk sahabatku semua… (mohon doa dan partisipasinya ya… 😀 )

-Ridwan Budiman-

Indonesian Delegate of 7th Asian Youth Forum in Philippine 2009

A Minister of Public Relationship BEM KM UGM 2010
(Student Activity Organizations of Gadjah Mada University)